ceritanya ini cuma hasil tulis-tulisan belaka...sebuah flash fiction yang mudah-mudahan gk terlalu panjang dan bisa memberikan saya satu buku gratisan...heheheheh...
Dengan ragu-ragu vina memasuki ruangan tersebut. Lengan baju Udin disingsingkan, ditariknya tangan vina.
"cepat duduk sini, buka baju!!" ujar Udin
Dengan ragu-ragu Vina akhirnya duduk di hadapan Udin dan membuka kemejanya.
Tak berapa lama kemudian terdengar Vina mulai meringis.
...15 menit kemudian
"Udin berhenti!! Sakit!!"
"Baru begini udah sakit?" tanya udin
"Udin...perih"
"Ini belum ada efek apa-apa"
"Tapi gue udah kesakitan Din"
"Tapi percuma kalau berhenti sekarang"
"Gue pake cara lain aja Din"
"Ini cara paling ampuh, gak percaya banget sih sama gue"
Udin tak peduli, bahkan merah-merah di punggung dan bahu Vina pun membuatnya bergeming.
Ditariknya kembali tangan Vina, ketika Vina mulai beranjak.
...5 menit kemudian
Hingga akhirnya terdengar suara Vina
"Huwwook" dan semua angin di badannya pun keluar
"Akhirnya..." ujar Udin pelan
"Gimana?" tanya Udin kembali
"Enakkan din, makasih yah"
Dilihatnya bekas kerokan di punggung dan bahunya.
"Coba kalau tadi gue ikutin elo, anginnya masih terus di dalam khan"
Vina pun meringis saat memakai bajunya kembali dan segera keluar dari kamar Dinda atau biasa dipanggil Udin.
ceritanya terinspirasi dari seorang tetangga depan kamar di winstoners..sang tukang kerok sejati yang takkan membiarkan mangsanya bisa duduk maupun tidur dengan tenang setelah dikerokkin..."Vit...kangen dikerokkin banget niiiyy...apalagi kalau lagi masuk angin"
special thx to mba rizka the first reader atas masukkannya..."mba...anak ayamnya cepet launching duncs...gk sabaran nunggu tulisannya niiiyyy"