Wednesday, December 13, 2006
selamat pagi cintaku..
apa kabar mu hari ini?
apa yang akan kau lakukan pagi ini?
bahagiakah engkau di pagi ini?

sudah kupikirkan permintaanmu malam lalu
aku takut terlalu egois
permintaanmu terlihat wajar
dan aku yakin kau pasti sudah berpikir sangat panjang dan lama..
jauh sebelum kau menyampaikannya padaku..

tetapi kembali aku teringat ketika akan masa lalu
betapa bangganya diriku kepadamu ketika
ketika aku yakin kau mampu menerima kepercayaanku
dan bahkan ketika akhirnya engkau mengucapkan janji untuk bersama denganku
yakinlah aku bahwa takkan ada cinta yang lain selain diriku

aah...cintaku
aku tak ingin mengingat masa lalu
masa indah itu terlalu indah
cintaku
jika itu memang keinginanmu
aku yakin kau sudah memikirkannya sejak lama

jika ku jawab "tidak" atas permintaanmu bagaimana?
cintaku maukah kau berpisah denganku?
ahh..aku terlalu takut memikirkan tentang perpisahan
bukan..bukan untukku..
melainkan untuk malaikat-malaikat kecil di sana yang sudah menemaniku senantiasa
aku takut mereka kehilanganmu, aku tak ingin senyum di wajah mereka menghilang

ahh..cintaku
haruskah kukatakan ya, untuk membuatmu bahagia..
aku hanya ingin menjalani janji yang kuberikan kepadamu
bahagiamu adalah bahagiaku
benarkah TUHAN yang merancang semua yang kau sebut kebahagian ini?
apakah kebahagian ini yang TUHAN ingin berikan kepadaku?

jika hari ini ternyata aku tahu ada hati yang lain tersimpan
maka ku sadar bahwa sebenarnya hal tersebut sudah tersimpan jauh sebelumnya.
bahagiamu adalah bahagiaku..masihkah seperti itu??

cintaku..




sebuah tanggapan dari seorang alps atas email-email yang datang beberapa hari ini...

pernikahan adalah tentang komitmen..yang menjadi pertanyaan sekarang adalah..ke manakah komitmen itu pergi??
egoiskah jika seorang perempuan mempertahankan komitmennya dan mempertanyakan kemanakah komitmen yang dulu pernah terucap??
ahhh...biarlah orang-orang berpendapat...
setidaknya pikirkanlah jika seseorang merasa kesesakkan..yakinlah bukan itu yang diperkenankan TUHAN..
apa yang terucap di mulut tak selamanya semanis yang dirasakan..ketika mulut mengucap "iya"..benarkah hati berkata "iya"??

 
ditulis oleh aLps jam 4:28 PM | permalink |


0 hati: