Mungkin gk semuanya sih tapi..setidaknya itu yang saya rasakan waktu perjalanan ke luar kota kemarin. Ceritanya saya naik maskapai penerbangan di Indonesia dengan tujuan berbisnis (maksudnya bekerja begitchu..).

Berangkat pagi dengan penerbangan pukul 08.15 dengan harapan bisa sampai di tempat tujuan sekitar pukul 09.45 atau paling lambat kalau pun delay sekitar 30 menit kira-kira pukul 10.15 saya sudah tiba di Batam. Tidak pernah terbayang akan di delay hingga 1 jam 45 menit dengan alasan operasional. Sementara jadwal meeting diarrange pukul 14.00, emang sih masih jauh dari perkiraan 10.15 itu ke 14.00 jadwal meeting saya dengan client.

Tetapi celakanya ternyata client telepon pada saat saya masih di dalam pesawat dan saya baru tahu saat sudah mendarat ketika menyalakan HP masuk sms kalau saya mendapat telepon dari nomor client saya. Akhirnya saya telepon balik duncs, ditengah kebingungan di kerubutin orang yang menawarkan jasa taksi saya sudah seperti semut ngerubungin gula. And you know what ternyata si client minta meetingnya dimajuin jadi jam 12.00, u know something saat itu jam menunjukkan pukul 11.00.

Untungnya ada temen saya yang memang tahu area, jadi terkejarlah menuju tempat tujuan untuk meeting dengan membawa tas-tas segede gaban menuju tempat meeting. Thanks God karena kita meeting di sebuah pusat perbelanjaan jadi ada tempat penitipan barang, so kita gk perlu bawa tas-tas segede gaban itu untuk meeting dan survey.

Menyebalkan sekali akibat keterlambatan pesawat itu..dan kita gk bisa berbuat apa-apa..abis mau gimana lagi??

Itu baru kejadian berangkatnya..belum kejadian pada saat pulang ke Jakarta..

Di tiket tercantum jadwal pulang saya adalah pukul 13.40, sehari sebelum jadwal pulang pihak travel agent saya telepon kalau ada perubahan schedule menjadi 15.00. Yah..mau bagaimana lagi?? Untung saya tidak ada rencana yang mendesak di Jakarta, jadi saya agak bisa tenanglah.

Ternyata setelah didelay dari jadwal seharusnya, pada saat check in petugas jaga inform schedule terlambat 30 menit (waaaakkssss!!)

Menunggu 30 menit di ruang tunggu datang lagi pengumuman kalau schedule mundur lagi 30 menit lagi kali ini dengan alasan cuaca..and u know what hingga mendekati pukul 16.00 belum ada tanda-tanda..akhirnya jam menunjukkan pukul 16.05 dan baru petugas si maskapai bersiap-siap. Akhirnya bisa masuk pesawat juga.

Keterlambatan dengan alasan cuaca masih dapat ditolerir, tetapi keterlambatan karena alasan operasional dan dilakukan berkali-kali..pleaseeee deh...

Kalau mereka boleh terlambat, kenapa kita gak boleh terlambat, begitu kita terlambat maka kita harus ganti schedule pendaftaran, dan itu artinya kita harus ada biaya tambahan. Kalau mereka yang terlambat dengan alasan operasional?? Kompensasi dengan memberikan kotak snack?? (kotak snack ada kompensasi yang saya dapat waktu ada keterlambatan akan berangkat dari Jakarta)..
Gimana dengan waktu yang terbuang??

Huadduuuuhhhh..susahnya emang jadi customer di Indonesia..pajak tetep ditarik dari setiap transaksi yang kita lakukan tetapi hak kita tidak terlindungi sama sekali sebagai konsumen.

Belum lagi soal masalah uang kembalian kalau kita belanja...(tiba-tiba hal ini jadi pembicaraan hangat di milis yang saya ikuti) kenapa kalau misalnya mereka kasih kembalian untuk jumlah Rp 50 atau Rp 75 mereka kasih kita permen kalau misalnya harga barang Rp 925 dan kita kasih Rp 1.000 jarang kita dikasih uang kembalian Rp 75 mostly kita dikasih 1 butir permen. Coba kalau kita bayar untuk barang tersebut dengan memberikan uang cash Rp 850+1 butir permen yang sama. Apa mereka mau terima?? Belum lagi kalau kadang-kadang kasirnya suka cuek dan dengan santai bilang gak ada kembaliannya..hmmm..gimana kalau lantas kita bilang.."mba, maaf uangnya kurang Rp 50" kira-kira boleh gk yaaaahhh?? masa mereka boleh kurang uang sementara kita gak boleh kurang uang..

..itu belum termasuk keluh kesah mengenai masalah product yang lainnya..yang lain pasti punya permasalahan yang lebih rumit di mana kita sama sekali gak berkutik, belum lagi untuk product masal yang diproduksi monopoli..di mana konsumen gk punya bargaining position sama sekali..

..haahhh...emang susah jadi konsumen di sini...